Tuesday, January 6, 2015

Secercah Kata Dari Kalbu



Tak butuh waktu lama
Membingkai kepingan hati yang tersisa
Menaburi benih disetiap sudutnya
Membangun mahligai didalamnya.
                                      
Ku tatap sepasang bola mata diujung sana
Ku dapati tatapan yang penuh makna
Seakan memberi arti disetiap kedipan mata

Tapi mengapa,
Kau biarkan benih itu tumbuh dengan liarnya
Kau biarkan matahari menghabisinya
Kau biarkan! Kau biarkan!

Benar, kau seorang pujangga.
Benar, Kau seorang mahkota hati
Tapi Kau bukan bagian darinya lagi.

Thursday, October 16, 2014

Perkembangan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam



1. PROSES TERBENTUKNYA ILMU PENGETAHUAN
Secara sederhana perkembangan ilmu pengetahuan dmulai dari rasa ingin tahu diawali dengan pertanyaan apa atau “what” tentang sesuatu, lalu bagaimana atau “how” dan mengapa atau “why”.
Sebagai contoh adalah perkembangan rasa ingin tahu anak-anak terhadap suatu benda, maka pertanyaan yang diajukan oleh anak pada usia sekitar dua tahun adalah “apa” nama benda tersebut, misalkan benda tersebut adalah pensil. Pertanyaan selanjutnya yang akan muncul pada usia menjelang TK adalah “bagaimana” menggunakannya. Setelah usianya lebih dewasa lagi, maka pertanyaan yang akan muncul di benaknya adalah “mengapa” pensil dapat digunakan untuk menulis? Dengan mendapatkan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan, maka anak tersebut akan mendapatkan pengetahuan baru dan sekaligus rasa ingin tahunya terjawabkan.
Adanya kemampuan berpikir pada manusialah yang menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari pengembangan ilmu pengetahuan alam (IPA). Dengan akal yang dimiliki manusia, semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Informasi yang dapat disimpan dan diajarkan kepada generasi berikutnya, ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu maka informasi tentang pengetahuan ini akan terus bertambah dan berkembang dari generasi ke generasi berikutnya.
Secara sederhana urutan perkembangan ilmu dimulai dari rasa ingin tahu terhadap sesuatu maka dilakukan suatu pengamatan. Berdasarkan pengamatan berulangkali diperoleh pengalaman. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang terus-menerus diperoleh pengetahuan, semisal sifat dari benda yang diamati. Kumpulan pengetahuan tentang sesuatu yang didapatkan secara sistematis dinyatakan ilmu pengetahuan.

2.    Dasar-dasar Pengetahuan
Sebuah Pengetahuan mampu dikembangkan manusia karena :
1.      Bahasa yang bersifat komunikatif
2.      Pikiran yang mampu menalar.

    3.  Metode Ilmiah sebagai Dasar IPA
Metode ilmiah adalah prosedur atau cara dalam memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu. Ini berarti bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah.
Berbagai cara dilakukan manusia untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan nonilmiah maupun pendekatan ilmiah.
Penemuan ilmu pengetahuan melalui pendekatan nonilmiah diperoleh dengan 3 cara:
1.      Prasangka
2.      Intuisi
3.      Trial and error
Penemuan ilmu pengetahuan melalui pendekatan ilmiah juga dilakukan berdasarkan pemikiran rasional, pengalaman empiris (fakta) maupun referensi pengalaman sebelumnya. Berdasarkan metode ini, data atau fakta yang ada harus diuji terlebih dahulu sebelum diterima kebenarannya.

    A.      Kriteria ilmu pengetahuan
Suatu pengetahuan dapat disebut ilmu jika memenhi criteria sebagai berikut:
a.       Logis atau masuk akal
b.      Objektif
c.       Metodik
d.      Sistematis
e.       Berlaku umum atau universal
f.       Kumulatif

B.    Langkah-langkah metode ilmiah
  Langkah-langkah metode ilmiah sebagai berikut:
a.      Perumusan masalah
 Yang dimaksud masalah adalah menyangkut topic atau objek yang diteliti batasan yang jelas serta dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait. Oleh sebab itu, masalah merupakan pertanyaan apa, mengapa atau bagaimana tentang objek yang diteliti itu.
b.      Penyusunan Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan tentang kemungkinan jawaban sementara tentang masalah yang ditetapkan.
c.       Pengujian Hipotesis
Merupakan upaya pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan dan diuji apakah fakta tersebut mendukung hipotesis atau tidak.
d.      Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan diambil berdasarkan hasil analisis data untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Hipotesis yang diterima merupakan pengetahuan yang kebenarannya teruji secara ilmiah dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.

Berdasarkan logika, penarikan kesimpulan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.       Logika deduktif, cara berpikir dimana ditarik kesimpulan yg bersifat khusus dari pernyataan bersifat umum.
2.      Logika Induktif,  terkait dengan empirisme (butuh dukungan fakta).

2.      PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
Awal dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam, mencatatnya kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Kemudian makin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya pikirnya manusia mampu melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu pengetahuan. Dari hasil eksperimen ini kemudian diperoleh pengetahuan yang baru. Setelah manusia mempu memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai suatu ilmu.
Perkembangan IPA itu sendiri mulai berkembang sangat lambat antara abad 15-16. Namum perkembangan IPA lebih pesat setelah adanya konsep Copernicus yang kemudian diperkuat Galileo (konsep geosentris ® konsep heliosentris), dikenal sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modern (kebenaran  berdasarkan induksi). Di awal abad 20 perkembangan ipa khususnya bidang fisika makin berkembang pesat setelah konsep fisika kuantum dan relativitas dan bermunculan beberapa fisikawan yang terkenal seperti newton. Hal tersebut perlu disesuaikan  dengan konsep ilmu pengetahuan ke ara pemikiran yang modern.

Perkembangan IPA tidak jauh dari kaitan Landasannya sendiri antara lain :                
1.      Hipotesis
Merupakan strata ilmu yang paling rendah, berupa dugaan atau prediksi yang diambil berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk menjawab penelitian yang sedang dilakukan.
2.      Teori
Merupakan strata ilmu yang lebih tinggi dari hipotesis, berupa landasan ilmu yang telah teruji kebenarannya, namun teori masih mungkin untuk dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat.


3.      Hukum dan dalil
Merupakan strata ilmu yang paling tinggi, berupa teori yang telah diuji terus-menerus dan diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan.

Ilmu pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dipunyai atau diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut, maka IPA terbagi atas IPA Klasik dan IPA Modern. Penggolongan ini lebih mengacu kepada konsepsi, yaitu cara berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam.
IPA klasik yang telaahannya mengikuti kaidah ilmu tradisional berdasarkan pengalaman, kebiasaan, dan bersifat makroskopik. Sedangkan IPA modern yang bersifat mikroskopik, muncul berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah diadakan pembaharuan yang dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada.

2).      Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam

Zaman Kuno
Pengetahuan yang dikumpulkan pada zaman kuno berasal dari kemampuan mengamati dan membeda-bedakan, serta dari hasil percobaan yang sifatnya spekulatif atau trial and error. Semua pengetahuan yang diperoleh diterima sebagaimana adanya, belum ada usaha untuk mencari asal-usul dan sebab akibat dari segala sesuatu.
Pada saat manusia mulai memiliki kemampuan menulis membaca dan berhitung maka pengetahuan yang terkumpul dicatat secara tertib dan berlangsung terus menerus. Misalnya dari pengamatan dan pencatatan peredaran matahari, ahli astronomi Babilonia menetapkan pembagian waktu, tahun dibagi dalam 12 bulan, minggu dibagi dalam 7 hari dan hari dalam 24 jam. Selanjutnya jam dibagi dalam 60 menit dan menit dalam 60 detik. Kemudian satuan enam puluh ini juga digunakan untuk pengukuran sudut, 60 detik sama dengan 1 menit, 60 menit sama dengan 1 derajad dan satu lingkaran penuh sama dengan 360o.
Demikian pula ahli Babilonia dapat meramalkan terjadinya gerhana matahari, tiap 18 tahun tambah 10 atau 11 hari. Ini terjadi kira-kira 3000 SM.
Pada tahun 2980-2950 SM telah dapat dibangun piramid di Mesir untuk menghormati dewa agar tidak terjadi bahaya banjir di sungai Nil. Pembangunan piramid itu menunjukkan bahwa pengetahuan teknik bangunan dan matematika khususnya geometri dan aritmatika telah maju. Kurang lebih tahun 1.600 SM orang mesir telah menghitung keliling lingkaran sama dengan tiga kali garis tengahnya sedang luas lingkaran sama dengan seperdua belas kuadrat kelilingnya.

Zaman Yunani Kuno
Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat sekali pada zaman Yunani, disebabkan oleh kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani. Pada tahap ini manusia tidak hanya menerima pengetahuan sebagaimana adanya tetapi secara spekulatif mencoba mencari jawab tentang asal-usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu.
Berikut beberapa tokoh perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam
1.      Thales (624-548 SM)
Ahli filsafat dan matematika, pelopor dari segala cabang ilmu. Ia dianggap orang pertama yang mempertanyakan dasar dari alam dan segala isinya. Thales berpendapat bahwa pangkal segala sesuatu adalah air: dari air asal segala sesuatu, kepada air pula ia akan kembali. Disamping itu dia juga menyatakan bahwa bintang mengeluarkan cahaya sendiri, sedangkan bulan menerima cahaya dari matahari.
2.      Anaximenes (588-526 SM)
Berpendapat bahwa zat dasar adalah udara. Segala zat terjadi dari udara yang merapat dan merenggang. Pendapat ini mungkin dihubungkan dengan kenyataan bahwa manusia itu tergantung kepada pernafasan.
3.      Anaximander (610-546 SM)
Berpendapat langit dengan segala isinya itu mengelilingi bumi dan sebenarnya langit yang nampak itu hanya separuhnya.
4.      ]. Heraklitos (535-475 SM)
Menyatakan bahwa api adalah asal segala sesuatu, sebab api ini yang menggerakkan sesuatu, menghidupkan alam semesta, yang berubah-ubah sifatnya didalam proses yang kekal. Yang kekal hanyalah perubahan, segala sesuatu adalah mengalir.          
 5.      Pythagoras (580-499 SM)
Mengemukakan 4 unsur dasar yaitu bumi, air, udara, dan api. Dalam bidang matematika menemukan dalil yang terkenal yaitu bahwa kuadrat panjang sisi miring sebuah segi tiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi sikusikunya.
6.      Empedokles (495-435 SM)
Menerima 4 unsur dasar menurut Pythagoras dan menyatakan bahwa sifat segala benda terjadi dari pencampuran keempat unsur itu dalam perbandingan yang berbeda. Keempat unsur itu adalah sifat panas, dingin, basah dan kering. Kering dan dingin membentuk bumi, panas dan kering unsur pembentuk api. Air dari basah dan dingin, udara dari basah dan panas. Selain itu juga dinyatakan bahwa segala benda yang sejenis akan tarik menarik,  sedang yang berlawanan akan tolak menolak.
7.      Plato (427-345 SM)
Menyangkal teori atom, yang menganggap bahwa kebaikan dan keindahan itu timbul dari sebab-akibat mekanik. Plato menyatakan bahwa pengetahuan yang benar adalah yang sejak semula telah ada dalam alam pikiran atau alam ide. Apa yang nampak oleh pancaindera hanyalah bayangan belaka. Pengalaman yang kekal dan benar adalah yang telah dibawa oleh roh dari alam yang gaib.                              
8.      Aristoteles (384-322 SM)
Menerima 4 unsur dasar: tanah, udara, air dan api dan menambahkan unsur yang kelima yaitu eter atau "quint essentia". Ia menganggap unsur yang satu dapat berubah menjadi unsur yang lain, kecuali hal yang tak dapat berubah. Dari air dan tanah yang menjadi masak terjadi garam, biji dan logam. Emas adalah logam yang tidak mengandung tanah. Logam perak, tembaga, timah putih dan besi, pada dasarnya banyak mengandung tanah. Semua logam akan mengalami proses memasak menjadi logam mulia, yaitu emas. Pendapat bahwa unsur berubah menjadi unsur lain inilah yang menjadi dasar dari alkimia untuk mengubah logam biasa menjadi emas. Pendapat Aristoteles yang lain adalah bahwa untuk mencari pengetahuan yang benar adalah dengan jalan pikiran secara deduktif. Berbeda dengan Plato, Aristoteles menyangkal bahwa pengetahuan yang benar itu berasal dari dunia yang gaib. Melainkan menghargai pengetahuan yang diperoleh dan dibuktikan dengan pancaindera.

Zaman Pertengahan
a.       Zaman Alkimia (abad 1-2)
Ahli alkimia menerima pendapat empat buah unsur dan bahkan menambahkan tiga lagi, yaitu: air raksa, belerang dan garam. Disini pengertian usur lebih dimaksudkan sebagai sifatnya daripada unsur itu sendiri.
Contoh : Air raksa adalah logam yang mudah menjadi uap.

b.      Zaman Latrokimia (latros = Tabib)
Beberapa cendekiawan Islam diantaranya :
1.      Al Khowarisni (825)
Menyusun buku Aljabar dan Artimatika yang kemudian mendorong penggunaan sistem desimal. Menurut catatan sejarah karya Al Khowarisni merupakan pengembangan dari karya bangsa Hindu yang bernama Aryabhata (476) dan Brahmagupta (628). Kemudian Omar Khayam (1043-1132) ahli matematika dan astronomi; Abu Ibnusina (atau Avicenna, 980- 1137) menulis buku tentang kedokteran.
Secara garis besar sumbangan bangsa Arab dalam pengembangan pengetahuan alam adalah:
·         Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani, mengembangkannya dan kemudian menyebarkan ke Eropa dan selanjutnya dikembangkan di Eropa.
·         Mengembangkan metode eksperimen sehingga memperluas pengamatan dalam lapangan kedokteran, obat-obatan, astronomi, kimia dan biologi.
·          Memantapkan penggunaan sistim penulisan bilangan dengan dasar sepuluh dan ditulis dengan posisi letak, artinya nilai suatu angka terletak pada letaknya.
Contoh :
Bilangan 2132 = paling depan berarti dua ribuan, berturut-turut kebelakang, satu ratusan, tiga puluhan dan dua satuan. Cabang matematika elementer yaitu aljabar diawali dan dikembangkan bangsa Arab.


Zaman Modern, Timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam
Pengetahuan yang terkumpul sejak zaman Yunani sampai abad pertengahan sudah banyak tetapi belum sistimatis dan belum dianalisis menurut jalan pikiran tertentu. Biasanya pemikiran diwarnai cara berpikir filsafat, agama atau bahkan mistik. Setelah alat sempurna dikembangkan metode eksperimen.

1.      Roger Bacon (1214-1294)
Menyatakan bahwa pada hakekatnya ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang berdasarkan kepada kenyataan yang disusun dan dibentuk dari pengalaman, penyelidikan dan percobaan. Matematika merupakan dasar untuk berpikir dan merupakan kunci untuk mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan.
2.      Leonardo da Vinci (1452-1519)
Pernah menyatakan bahwa: Percobaan tidak mungkin sesat, yang tersesat adalah pandangan dan pertimbangan kita.

3.      Francis Bacon (1561-1626)
Berpendapat bahwa cara berfikir induktif merupakan satu-satunya jalan untuk mencapai kebenaran. Hanya percobaan dan penyelidikan yang menumbuhkan pengertian terhadap keadaan alam. Mulai saat itu kegiatan eksperimen ditingkatkansehingga cara memperoleh pengetahuan dilakukan dengan langkahlangkah:
1). Observasi dan pengumpulan data
2). Menyusun model atau ramalan generalisasi
3). Melakukan eksperimen untuk menguji ramalan atau generalisasi sehingga diperoleh kesimpulan atau hukum yang lebih mantap.
4.      Nicolas Copernicus (1473-1543)
Ahli astronomi, matematika dan pengobatan.
Karyanya adalah:
1). Matahari adalah pusat dari sitim tatasurya (heliosentrisme)
2). Bumi mengelilingi matahari sedangkan bulan mengelilingi bumi.

5.      Johannes Keppler (1571-1630)
1.      Orbit dari semua planet berbentuk elips.
2.      Dalam waktu yang sama, maka garis penghubung antara planet dan matahari selalu melintas bidang yang luasnya sama
3.      Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi matahari adalah sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu dengan matahari.

6.      Galileo Galilei (1546-1642)
Antara lain menemukan 4 hukum gerak, penemuan tata bulan planet Jupiter, mendukung heliosentrisme dari Copernicus dan hukum Keppler. Ia juga menyatakan bahwa bulan tidak datar, penuh dengan gunung, planet Mercurius dan Venus tidak memancarkan cahaya sendiri dan juga menemukan 4 buah bulan pada planet Jupiter. Penemuannya ini didasarkan atas pengamatan dengan alat teropong bintangnya.
Perkembangan IPA sangat pesat setelah dikenalkannya konsep fisika kuantum dan relativitas pada abad 20. Konsep yang modern ini mempengaruhi konsep IPA.

3). PERANAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
a.       Dalam Memenuhi Kebetuhan Manusia

Nana Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia”Pengertian teknologi secara umum adalah:
·         proses yang meningkatkan nilai tambah
·         produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja
·         Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan digunakan

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif.

b.      Dalam Perikebutuhan Manusia

Ilmu dalam bidang IPA dan pemanfaatannya dapat kita bedakan dalam IPA dasar atau murni, IPA terapan, dan teknologi. IPA dasar, IPA terapan, dan teknologi mengkaji bahan pokok yang sama, yaitu alam. Perbedaan ketiganya terletak pada aspek yang dikajinya. Menurut Amor et al. (1988) ilmuwan IPA dasar mencoba untuk memahami bagaimana alam bekerja. Sedangkan ilmuwan IPA terapan mencoba mencari cara untuk mengendalikan cara alam bekerja. Ahli teknologi memanfaatkan penemuan IPA dasar dan IPA terapan untuk membuat alat guna mengendalikan cara alam bekerja. Menurut White & Frederiksen (2000) IPA dapat dipandang sebagai proses untuk membentuk hukum, model, dan teori yang memungkinkan orang untuk memprediksi, menjelaskan, dan mengendalikan tingkah laku alam.
Konsep-konsep IPA dasar terbentuk dari keingintahuan mengenai sesuatu yang belum diketahui orang, keingintahuan itu menuntun ke arah mencari prinsip atau teori yang dapat diperoleh dari hasil pengkajian, yaitu melalui percobaan. Pengkajian ini merupakan pengkajian yang tidak bermaksud untuk mencari kondisi atau proses optimal yang diharapkan, melainkan hanya untuk memenuhi penjelasan dari objek (benda dan energi) dan peristiwa alam. Konsep-konsep IPA dasar merupakan konsep-konsep IPA mengenai kondisi, interaksi, dan peristiwa dari kondisi yang normal (biologi) atau ideal (fisika). Dalam konsep-konsep IPA dasar, seringkali ada variabel (parameter), yang dalam kenyataannya berpengaruh, tidak dimasukkan ke dalam konsep-konsepnya. Konsep-konsep itu sengaja disusun secara ideal atau normal agar berlaku umum, yang berarti dapat digunakan kapan saja dan dimana saja. Keberlakuan umum konsep-konsep tersebut luas, sehingga berfungsi sebagai konsep-konsep dasar bagi IPA terapan dan teknologi. Para ilmuwan menempatkan IPA dasar sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu terapan dan teknologi.
Dampak atau efek dari ilmu alamiah dan teknologi yang telah dikembangkan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya sehingga lebih mudah dan menyenangkan dapat bersifat positif artinya benar-benar bermanfaat, dan dapat juga bersifat negatif, karena menimbulkan akibat sampingan. Akibat itu bila dibiarkan akan membawa malapetaka. Karena itu, manusia setalah mengetahui beberapa hasil ilmu alamiah dan teknologi , mencoba mengatasi juga dengan ilmu alamiah dan teknologi yang baru.